Profil Desa Tambakserang

Ketahui informasi secara rinci Desa Tambakserang mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Tambakserang

Tentang Kami

Profil Desa Tambakserang di Kecamatan Bantarkawung, Brebes. Mengupas tuntas potensi pertanian, data demografi, tantangan kebencanaan (longsor), serta kondisi infrastruktur dan sosial budaya masyarakat di perbukitan Brebes bagian selatan.

  • Wilayah Rawan Bencana

    Terletak di topografi perbukitan, Desa Tambakserang memiliki kerawanan tinggi terhadap bencana alam tanah longsor, yang secara signifikan memengaruhi infrastruktur jalan dan aksesibilitas warga, terutama saat musim penghujan

  • Andalan Sektor Pertanian

    Perekonomian desa sangat bergantung pada sektor pertanian, dengan lahan terbagi antara sawah irigasi dan lahan kering (tegalan/kebun) yang luas, menunjukkan potensi besar pada tanaman pangan seperti padi, jagung, dan hasil kebun lainnya

  • Pengaruh Budaya Sunda

    Sebagai bagian dari wilayah selatan Brebes, Desa Tambakserang memiliki nuansa sosial dan budaya yang kental dengan pengaruh Sunda, yang tercermin dalam penggunaan bahasa sehari-hari dan tradisi masyarakatnya

XM Broker

Desa Tambakserang, sebuah komunitas agraris yang berlokasi di Kecamatan Bantarkawung, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, menampilkan wajah pedesaan yang tangguh di tengah perbukitan. Dikenal sebagai salah satu desa di wilayah selatan Brebes yang memiliki karakteristik geografis unik, Tambakserang memadukan potensi sumber daya alam yang melimpah dengan tantangan kebencanaan yang nyata. Kehidupan masyarakatnya berjalan selaras dengan irama alam, bertumpu pada sektor pertanian sambil terus beradaptasi dengan kondisi topografi yang rawan pergerakan tanah, menjadikannya representasi perjuangan dan resiliensi masyarakat perdesaan.

Geografi, Demografi dan Tantangan Alam

Secara geografis, Desa Tambakserang berada di kawasan perbukitan bagian selatan Kabupaten Brebes. Letak ini memberikannya kontur tanah yang tidak rata dan menjadi salah satu daerah dengan tingkat kerawanan bencana tanah longsor yang cukup tinggi di Kecamatan Bantarkawung. Berdasarkan data monografi desa dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006, luas wilayah Desa Tambakserang tercatat seluas 1.170 hektare atau 11,7 kilometer persegi.

Wilayah administratifnya berbatasan langsung dengan beberapa desa lain di dalam kecamatan yang sama. Sesuai dengan Peraturan Bupati Brebes Nomor 45 Tahun 2020 tentang Penetapan dan Penegasan Batas Desa, Tambakserang berbatasan antara lain dengan Desa Pangebatan dan Desa Karangpari. Batas-batas yang jelas ini penting untuk tertib administrasi dan perencanaan pembangunan di tingkat desa.

Menurut data kependudukan yang dirilis BPS Kabupaten Brebes pada tahun 2023, jumlah penduduk Desa Tambakserang yakni 4.917 jiwa. Angka ini terdiri dari 2.491 penduduk laki-laki dan 2.426 penduduk perempuan. Dengan luas wilayah 11,7 km², maka kepadatan penduduk di desa ini diperkirakan mencapai 420 jiwa per kilometer persegi, menunjukkan tingkat kepadatan yang cukup sedang untuk ukuran wilayah perdesaan.

Tantangan terbesar yang dihadapi desa ini ialah kerentanan terhadap bencana alam. Berita dari berbagai media lokal secara konsisten melaporkan kejadian tanah longsor di beberapa titik di Desa Tambakserang, terutama saat curah hujan tinggi. Bencana ini sering kali menyebabkan terganggunya akses jalan utama yang menghubungkan Tambakserang dengan pusat kecamatan, menghambat mobilitas warga dan distribusi barang. Kondisi ini menuntut kesiapsiagaan konstan dari pemerintah desa dan masyarakat, serta menjadikan program mitigasi bencana sebagai prioritas utama.

Pemerintahan dan Pembangunan Sosial

Roda pemerintahan di Desa Tambakserang dipimpin oleh seorang kepala desa. Berdasarkan informasi yang dihimpun hingga akhir tahun 2024, jabatan Kepala Desa Tambakserang dipegang oleh Bapak Usef Asikin. Dalam menjalankan tugasnya, pemerintah desa aktif berkolaborasi dengan lembaga kemasyarakatan, salah satunya Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) yang diketuai oleh Ny. Hernawati Usep Asikin.

Fokus pembangunan sosial di desa ini terlihat dari berbagai program yang dijalankan. Salah satu inisiatif yang tercatat ialah program "GASPOL" (Gerakan Atasi Stunting dan Gizi Buruk Sepenuh Hati Pol-polan), sebuah upaya penanganan stunting melalui pemberian donasi telur untuk bayi di bawah dua tahun (baduta). Keterlibatan aktif TP PKK dalam program ini menunjukkan adanya sinergi yang baik antara pemerintah desa dan elemen masyarakat untuk meningkatkan kualitas kesehatan dan gizi generasi penerus.

Di sektor pendidikan, Desa Tambakserang telah memiliki fasilitas pendidikan dasar, di antaranya yaitu SD Negeri Tambakserang 01 dan SD Negeri Tambakserang 03. Keberadaan sekolah-sekolah ini merupakan infrastruktur vital untuk memastikan akses pendidikan bagi anak-anak di desa tersebut. Meskipun demikian, tantangan infrastruktur fisik bangunan sekolah pernah menjadi perhatian, di mana beberapa ruang kelas dilaporkan mengalami kerusakan, yang menjadi agenda prioritas untuk perbaikan oleh pemerintah kabupaten. Pemerintah desa terus berupaya memperjuangkan perbaikan dan peningkatan kualitas fasilitas pendidikan sebagai fondasi utama pembangunan sumber daya manusia.

Denyut Ekonomi dari Sektor Pertanian dan Kerajinan

Perekonomian Desa Tambakserang sangat bergantung pada pemanfaatan lahan dan sumber daya alam, dengan sektor pertanian sebagai tulang punggung utama. Data penggunaan lahan menunjukkan bahwa dari total 1.170 hektare luas wilayah, sekitar 194 hektare merupakan lahan sawah, sementara area yang jauh lebih luas, yakni 976 hektare, ialah lahan bukan sawah yang mencakup tegalan, kebun, dan pekarangan.

Lahan sawah yang ada menjadi basis utama produksi tanaman pangan pokok, terutama padi. Sementara itu, pemanfaatan lahan kering atau tegalan menjadi sumber diversifikasi produk pertanian. Mengacu pada data umum Kecamatan Bantarkawung, komoditas yang potensial dikembangkan di lahan kering seperti ini meliputi tanaman palawija seperti jagung dan ubi kayu, serta berbagai jenis tanaman perkebunan seperti kayu dan buah-buahan. Di tingkat kecamatan, pernah dilakukan pula uji coba penanaman padi varietas unggul Protani yang dikembangkan oleh Universitas Jenderal Soedirman, sebuah inovasi yang berpotensi meningkatkan produktivitas dan ketahanan pangan di masa depan.

Selain pertanian, sektor ekonomi lainnya yang turut berkontribusi yakni industri skala rumah tangga. Data BPS pada tahun 2016 mencatat terdapat sekitar 20 unit usaha kerajinan rumah tangga di Desa Tambakserang. Meskipun belum ada data spesifik mengenai jenis kerajinan yang dihasilkan, keberadaan unit-unit usaha ini menandakan adanya kegiatan ekonomi produktif di luar sektor pertanian. Usaha mikro ini memiliki peran strategis dalam menyediakan lapangan kerja alternatif dan menambah pendapatan keluarga, serta menunjukkan potensi ekonomi kreatif yang dapat dikembangkan lebih lanjut.

Identitas Budaya dan Kehidupan Masyarakat

Kehidupan masyarakat Desa Tambakserang tidak dapat dilepaskan dari konteks budaya yang lebih luas di wilayah Brebes bagian selatan. Kecamatan Bantarkawung, termasuk Tambakserang, merupakan salah satu wilayah di Kabupaten Brebes yang kental dengan pengaruh budaya Sunda. Hal ini menjadi keunikan tersendiri, mengingat Kabupaten Brebes secara umum lebih dikenal dengan budaya Jawa-nya.

Pengaruh ini paling jelas terlihat dalam penggunaan bahasa sehari-hari, di mana banyak penduduk menggunakan Bahasa Sunda dialek Brebes sebagai bahasa komunikasi utama di samping Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa. Akulturasi budaya ini menciptakan lanskap sosial yang khas. Berbagai tradisi dan kesenian yang hidup di area Bantarkawung sering kali menampilkan corak Sunda yang kental.

Sebagai contoh, meski tidak secara spesifik tercatat berasal dari Tambakserang, tradisi adat seperti upacara Ngasa yang digelar masyarakat adat di Kampung Jalawastu, Desa Ciseureuh, yang masih berada dalam satu kecamatan, memberikan gambaran mengenai akar budaya yang hidup di wilayah ini. Tradisi Ngasa merupakan ritual syukuran hasil bumi yang mencerminkan kearifan lokal masyarakat agraris dalam hubungannya dengan alam. Semangat komunal dan nilai-nilai tradisi seperti ini turut membentuk karakter sosial masyarakat di desa-desa sekitarnya, termasuk Tambakserang. Dengan demikian, identitas desa ini tidak hanya dibentuk oleh kondisi geografis dan ekonominya, tetapi juga oleh warisan budaya Sunda yang terus hidup dan dilestarikan oleh masyarakatnya.